Joe Biden: Profil Presiden Amerika Serikat Ke-46
Guys, siapa sih yang nggak kenal Joe Biden? Beliau ini adalah Presiden Amerika Serikat ke-46 yang menjabat sejak 20 Januari 2021. Kiprahnya di dunia politik Amerika Serikat sudah sangat panjang dan berwarna. Mari kita bedah lebih dalam tentang sosok yang satu ini, mulai dari latar belakang, pendidikan, karier politik, hingga kebijakan-kebijakannya sebagai presiden.
Latar Belakang dan Pendidikan
Joe Biden lahir dengan nama lengkap Joseph Robinette Biden Jr. pada tanggal 20 November 1942, di Scranton, Pennsylvania. Beliau berasal dari keluarga Katolik Irlandia. Ayahnya, Joseph Robinette Biden Sr., adalah seorang penjual mobil yang pernah mengalami masa-masa sulit dalam bisnisnya. Ibunya, Catherine Eugenia "Jean" Finnegan Biden, adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat mendukung Joe dan saudara-saudaranya. Keluarga Biden pindah ke Claymont, Delaware, ketika Joe masih kecil. Di sinilah ia tumbuh besar dan menempuh pendidikan.
Pendidikan awal Joe Biden diwarnai dengan perjuangan mengatasi gagap. Namun, dengan kerja keras dan dukungan dari keluarganya, ia berhasil mengatasi masalah tersebut. Ia bersekolah di Archmere Academy, sebuah sekolah persiapan Katolik di Claymont. Di sana, ia aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, termasuk bermain sepak bola dan baseball. Setelah lulus dari Archmere Academy pada tahun 1961, Biden melanjutkan pendidikannya ke Universitas Delaware. Ia mengambil jurusan sejarah dan ilmu politik. Selama kuliah, ia juga aktif dalam kegiatan mahasiswa dan menjadi presiden kelas.
Setelah meraih gelar sarjana dari Universitas Delaware pada tahun 1965, Biden melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Hukum Universitas Syracuse. Ia meraih gelar Juris Doctor (JD) pada tahun 1968. Selama kuliah hukum, ia juga bekerja paruh waktu untuk membantu membiayai pendidikannya. Setelah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Syracuse, Biden kembali ke Delaware dan mulai berpraktik sebagai pengacara. Ia juga aktif dalam kegiatan politik lokal. Latar belakang keluarga yang sederhana dan perjuangan mengatasi gagap membentuk karakter Joe Biden menjadi seorang yang gigih, ulet, dan empati terhadap orang lain. Pendidikan yang ditempuhnya membekalinya dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berkarier di dunia politik.
Awal Karier Politik
Awal karier politik Joe Biden dimulai pada tahun 1970, ketika ia terpilih menjadi anggota Dewan Kabupaten New Castle di Delaware. Saat itu, ia baru berusia 27 tahun. Kemenangan ini menjadi batu loncatan baginya untuk melangkah lebih jauh dalam dunia politik. Dua tahun kemudian, pada tahun 1972, Biden mencalonkan diri sebagai Senator Amerika Serikat dari Delaware. Banyak yang meragukan peluangnya, karena ia masih sangat muda dan kurang dikenal dibandingkan dengan lawannya, yang merupakan seorang senator petahana yang populer. Namun, dengan kerja keras dan strategi kampanye yang efektif, Biden berhasil memenangkan pemilihan tersebut. Ia menjadi salah satu senator termuda dalam sejarah Amerika Serikat, yaitu pada usia 29 tahun.
Namun, kemenangan ini diikuti dengan tragedi yang sangat memilukan. Beberapa minggu setelah terpilih menjadi senator, istri dan putrinya meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil. Kedua putranya, Beau dan Hunter, selamat dari kecelakaan tersebut, tetapi mengalami luka-luka yang serius. Biden sangat terpukul dengan kejadian ini. Ia bahkan sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai senator. Namun, dukungan dari keluarga dan teman-temannya, serta dorongan dari masyarakat Delaware, membuatnya memutuskan untuk tetap melanjutkan kariernya di dunia politik. Ia bersumpah untuk mengabdikan dirinya untuk melayani masyarakat dan menghormati kenangan istri dan putrinya.
Selama menjadi senator, Biden dikenal sebagai seorang politisi yang moderat dan pragmatis. Ia menjalin hubungan baik dengan rekan-rekan senator dari kedua partai politik. Ia juga aktif dalam berbagai komite senat, termasuk Komite Kehakiman dan Komite Hubungan Luar Negeri. Ia menjadi ketua Komite Kehakiman dari tahun 1987 hingga 1995, dan ketua Komite Hubungan Luar Negeri dari tahun 2001 hingga 2003, dan dari tahun 2007 hingga 2009. Selama menjadi senator, Biden dikenal sebagai seorang ahli kebijakan luar negeri. Ia sering melakukan perjalanan ke luar negeri untuk bertemu dengan para pemimpin dunia dan membahas isu-isu global. Ia juga menjadi salah satu pendukung utama intervensi militer Amerika Serikat di Bosnia dan Kosovo pada tahun 1990-an. Karier politik Joe Biden terus menanjak seiring berjalannya waktu. Ia menjadi salah satu tokoh yang paling dihormati dan berpengaruh di Senat Amerika Serikat.
Wakil Presiden di Era Obama
Pada tahun 2008, Joe Biden dipilih sebagai calon wakil presiden oleh Barack Obama, yang saat itu mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat. Obama memilih Biden karena pengalamannya yang luas di bidang politik luar negeri dan keamanan nasional. Keduanya berhasil memenangkan pemilihan presiden, dan Biden menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat ke-47 pada tanggal 20 Januari 2009.
Sebagai wakil presiden, Biden menjadi penasihat utama Obama dalam berbagai isu kebijakan. Ia juga ditugaskan untuk memimpin beberapa inisiatif penting, termasuk upaya untuk mengatasi krisis ekonomi dan mengurangi kekerasan senjata. Biden memainkan peran penting dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan Obama, seperti Undang-Undang Pemulihan Ekonomi Amerika dan Undang-Undang Perawatan Terjangkau (Affordable Care Act). Ia juga aktif dalam diplomasi internasional, melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk bertemu dengan para pemimpin dunia dan mempromosikan kepentingan Amerika Serikat.
Salah satu kontribusi terpenting Biden sebagai wakil presiden adalah perannya dalam mengatasi krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat pada tahun 2008. Ia memimpin gugus tugas yang bertugas mengawasi pelaksanaan Undang-Undang Pemulihan Ekonomi Amerika, yang mengalokasikan dana sebesar $787 miliar untuk proyek-proyek infrastruktur, bantuan negara bagian, dan keringanan pajak. Undang-undang ini berhasil menciptakan jutaan lapangan kerja dan membantu memulihkan ekonomi Amerika Serikat dari resesi terburuk sejak Depresi Hebat. Selain itu, Biden juga dikenal sebagai advokat yang gigih untuk pengendalian senjata. Ia memimpin upaya untuk memperketat undang-undang senjata setelah terjadinya beberapa penembakan massal di Amerika Serikat. Ia juga mendukung pelarangan senjata serbu dan peningkatan pemeriksaan latar belakang bagi pembeli senjata. Masa jabatan Biden sebagai wakil presiden dianggap sukses. Ia berhasil menjalin hubungan kerja yang erat dengan Obama dan memainkan peran penting dalam keberhasilan pemerintahan Obama. Pengalamannya sebagai wakil presiden menjadi bekal yang berharga baginya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2020.
Kampanye dan Pemilihan Presiden 2020
Setelah delapan tahun menjadi wakil presiden, Joe Biden memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat pada tahun 2020. Ia menghadapi persaingan yang ketat dari sejumlah kandidat lain dari Partai Demokrat, termasuk Bernie Sanders dan Elizabeth Warren. Namun, dengan pengalaman dan popularitasnya, Biden berhasil memenangkan nominasi dari Partai Demokrat. Dalam pemilihan presiden, Biden berhadapan dengan petahana Donald Trump dari Partai Republik. Kampanye pemilihan presiden tahun 2020 berlangsung sangat sengit dan kontroversial. Isu-isu utama yang menjadi perdebatan adalah pandemi COVID-19, ekonomi, ras, dan perubahan iklim.
Biden mengkritik keras penanganan pandemi COVID-19 oleh Trump, yang dianggapnya gagal dan tidak bertanggung jawab. Ia menjanjikan akan mengambil tindakan yang lebih tegas untuk mengatasi pandemi, termasuk meningkatkan pengujian, pelacakan kontak, dan vaksinasi. Ia juga mengusulkan rencana ekonomi yang ambisius untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Rencananya meliputi investasi besar-besaran dalam infrastruktur, energi bersih, dan pendidikan. Selain itu, Biden juga menyerukan persatuan dan penyembuhan bangsa setelah empat tahun polarisasi di bawah pemerintahan Trump. Ia berjanji akan menjadi presiden bagi seluruh rakyat Amerika, tanpa memandang ras, agama, atau latar belakang politik. Pemilihan presiden tahun 2020 mencatat rekor jumlah pemilih yang berpartisipasi, dengan lebih dari 150 juta suara diberikan. Setelah penghitungan suara yang panjang dan menegangkan, Biden dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden. Kemenangannya dikonfirmasi oleh Electoral College pada tanggal 14 Desember 2020. Namun, Trump menolak untuk mengakui kekalahannya dan mengajukan sejumlah gugatan hukum untuk menantang hasil pemilihan. Upaya-upaya ini gagal, dan Biden dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-46 pada tanggal 20 Januari 2021.
Kebijakan-Kebijakan Joe Biden sebagai Presiden
Sejak menjabat sebagai presiden, Joe Biden telah mengeluarkan sejumlah kebijakan penting yang mencerminkan prioritas-prioritasnya. Salah satu tindakan pertamanya adalah mengeluarkan perintah eksekutif untuk bergabung kembali dengan Perjanjian Iklim Paris, yang telah ditinggalkan oleh Trump. Ia juga membatalkan kebijakan-kebijakan Trump lainnya, seperti larangan perjalanan terhadap warga dari beberapa negara mayoritas Muslim dan pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko.
Dalam bidang ekonomi, Biden telah mengusulkan rencana penyelamatan Amerika senilai $1,9 triliun untuk mengatasi dampak ekonomi dari pandemi COVID-19. Rencana ini meliputi bantuan langsung kepada individu, bantuan untuk bisnis kecil, dan pendanaan untuk pemerintah negara bagian dan lokal. Ia juga mengusulkan rencana infrastruktur senilai $2 triliun untuk memperbaiki jalan, jembatan, dan sistem transportasi lainnya. Selain itu, Biden juga berfokus pada isu-isu sosial, seperti kesetaraan rasial, hak-hak LGBTQ+, dan reformasi imigrasi. Ia telah mengeluarkan perintah eksekutif untuk mempromosikan kesetaraan rasial di seluruh lembaga pemerintah federal dan mencabut larangan transgender untuk bertugas di militer. Ia juga mendukung Undang-Undang Kesetaraan, yang akan melarang diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender. Dalam bidang kebijakan luar negeri, Biden telah berupaya untuk memperbaiki hubungan Amerika Serikat dengan sekutu-sekutunya dan mengatasi tantangan-tantangan global, seperti perubahan iklim, terorisme, dan proliferasi nuklir. Ia telah mengadakan pertemuan dengan para pemimpin dunia dan berjanji untuk memulihkan kepemimpinan Amerika Serikat di panggung dunia. Kebijakan-kebijakan Biden sebagai presiden mencerminkan visinya tentang Amerika Serikat sebagai negara yang lebih adil, inklusif, dan bertanggung jawab.
Tantangan dan Harapan di Masa Depan
Sebagai Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan mendesak. Salah satu tantangan terbesarnya adalah mengatasi pandemi COVID-19 dan memulihkan ekonomi Amerika Serikat. Ia juga harus mengatasi polarisasi politik yang mendalam di negara itu dan menyatukan bangsa yang terpecah. Selain itu, Biden juga menghadapi tantangan-tantangan global, seperti perubahan iklim, persaingan dengan Tiongkok, dan ancaman terorisme.
Namun, di tengah tantangan-tantangan tersebut, ada juga harapan-harapan besar bagi masa depan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Biden. Banyak yang berharap bahwa ia dapat membawa perubahan positif dan membuat Amerika Serikat menjadi negara yang lebih baik bagi semua warganya. Biden memiliki pengalaman dan kemampuan untuk memimpin Amerika Serikat melalui masa-masa sulit ini. Ia juga memiliki visi yang jelas tentang masa depan Amerika Serikat dan komitmen untuk mewujudkannya. Dengan kerja keras, tekad, dan dukungan dari seluruh rakyat Amerika, Biden dapat mengatasi tantangan-tantangan yang ada dan memenuhi harapan-harapan tersebut. Masa depan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Joe Biden penuh dengan ketidakpastian, tetapi juga penuh dengan potensi. Hanya waktu yang akan menjawab apakah ia akan berhasil mencapai tujuan-tujuannya dan meninggalkan warisan yang positif bagi bangsa Amerika.
Semoga artikel ini memberikan insight yang bermanfaat tentang profil Presiden Amerika Serikat ke-46, Joe Biden. Thanks sudah membaca, guys!